Minggu, 19 April 2009

Crew

Read more...

Jumat, 17 April 2009

eka say...

Menyambangi Kuta Rock City



“Terima kasih Rip Curl! Terima kasih WWF! Hentikan makan penyu ya!” kata bassis Eka Rock dari Superman Is Dead.

“Ganti sama babi saja. Babi bisa dimakan. Penyu itu lucu. Lebih baik kita minum Vodkabilly!” lanjut gitaris Eka Rock sambil tertawa.

Dan Superman Is Dead pun membawakan lagu “Vodkabilly.” Angin kencang berhembus di Half Way, Kuta, Bali. Pukul sembilan, Minggu [26/10] malam waktu setempat, area depan panggung yang ada di pinggir pantai itu terlihat padat—pihak media relations melaporkan ada sekira enam ribu orang menjadi penonton. Ini adalah panggung pertunjukkan musik yang digelar sebagai penutup rangkaian Rip Curl Surf and Music Festival. Beberapa orang kulit putih terlihat di area belakang panggung. Pemandangan seperti ini sering terlihat di pertunjukkan SID. Perempuan-perempuan menarik yang berdandan ala rockabilly [tato dengan motif dadu, atau burung, serta dandanan agak menor ala tahun ’50-an] menjadi daya tarik tersendiri dari rombongan duta Rockabali tersebut. Dan malam itu, jumlahnya lebih banyak jika dibandingkan pertunjukkan mereka di Jakarta misalnya.

Bali sedang padat dengan kegiatan. Selain acara yang digelar Rip Curl, di sana juga sudah digelar Kuta Karnival selama seminggu. Ada juga Asian Beach Games yang menarik minat banyak wisatawan dan jurnalis lokal. Jalan-jalan di sekitar Kuta, Legian, dan Seminyak padat dengan kendaraan. Kemacetan yang biarpun tak sepadat Jakarta tapi tetap mengesalkan terlihat di beberapa tempat. Bukan hanya karena jalan-jalan menjadi sempit oleh kendaraan yang diparkir, tapi karena galian tanah yang terlihat di banyak jalan di sana.

Empat jam sebelumnya, sekira pukul lima sore, WWF mengadakan acara pelepasan anak penyu di pinggir pantai, sesaat setelah pengumuman hasil lomba selancar yang dimenangkan oleh Dede Suryana, peselancar dari Cimaja, Jawa Barat. Sejak siang, WWF memberi kesempatan kepada orang-orang untuk mengadopsi anak penyu dengan menyumbangkan uang sebesar seratus ribu rupiah. Para pengadopsi itu ikut melepaskan anak penyu ke pantai. Kelompok capoiera juga ikut memeriahkan suasana pantai. Melompat. Menjurus. Menari. Menyanyi. Menunjukkan keahlian mereka pada orang-orang yang kebetulan ada di pantai.

Hujan sempat mengguyur Denpasar pukul enam sore. Ketika pertunjukkan musik dimulai sejam kemudian, hujan sudah reda. Band-band lokal yang ikut tampil di antaranya Discotion Pil dan Nymphea. Crowd menyambut dengan cukup antusias penampilan band-band pembuka itu. Walaupun tentu saja, sambutan yang lebih meriah didapat oleh SID dan Netral yang tampil sesudahnya.

“Kami sangat menolak RUU APP. They’re fuckin stupid! Gimana kalo Anda ditangkap gara-gara melirik istri orang?” kata Eka setelah membawakan lagu “Vodkabilly.” Para penonton semakin menggila mendengar orasi Eka. Mereka bertepuk tangan. Ikut berteriak seakan menyetujui pendapat Eka. Beberapa kali, di Bali memang digelar aksi menentang RUU APP. Para personel SID termasuk di antara mereka yang ada di barisan penolak. Ancaman keluar dari Republik Indonesia bahkan sempat dilontarkan para demonstran dari Bali. “Ini lagu ‘Bukan Pahlawan!’” teriak Eka.

Di tengah-tengah set, SID mengajak seorang perempuan kulit putih untuk berkolaborasi. Dandanannya tentu saja khas rockabilly. Mereka berduet membawaka lagu baru SID yang rencananya akan dirilis bulan Desember tahun ini. Menjelang set berakhir, drummer Jerinx seperti biasa tampil ke depan, membawakan “Lady Rose.”

Netral tampil setelah SID. Ribuan orang yang sebelumnya menyanyikan lagu-lagu SID, kini ikut menyanyikan lagu-lagu Netral. Sing along terdengar di hampir setiap lagu. Ini menunjukkan bahwa mereka yang datang cinta benar kepada siapa yang sedang ditontonnya malam itu. Pukul sebelas malam acara berakhir. Tapi kemeriahan belum berhenti di sana. Sepanjang jalan Kuta macet. Bagi sebagian orang, pesta baru saja akan dimulai.

Read more...

Read more...

Rebel Punk


Pemberontak, rebel......what's came up in your head when you hear this word?Melawan orang tua? Drugs? Mabuk lalu menghajar orang? or mengganti dress-code mu mengikuti gaya band2 yang over-played di MTV?Well, no matter what you do, esensi pemberontakan tidak akan pernah berubah.A real rebellion stays under your skin. Bukan dari dandanan, machoism, tattoos, piercing or anorexic-look yang dibuat-buat. There's two kinds of rebel. Once you're a real rebel, kamu akan selalu jadi a rebel for most of your lifetime, tak akan bisa berubah coz that's who you are. It's in your blood.

Kamu akan selalu berpikir utk melawan kecenderungan2 yang ada, kapan saja dimana saja.But when you're a wannabe-rebel [pemberontak tanpa misi dan prinsip yang jelas] kamu hanya akan memandang sebuah pemberontakan dari sisi luarnya aja [baca: fashion] Dan a wannabe-rebel tidak akan pernah membuat sejarah atau melahirkan pemikiran baru yang lebih baik utk generasinya. Kita orang timur emang seringkali bingung mengadaptasi culture barat yang sedemikian liberalnya, dimana disini masyarakat kita diikat oleh tatanan atau norma yang kadang gak penting dan berlebihan. Masyarakat kita mencintai keseragaman dan kurang menghargai sosok2 idealis or individualis. Menjadi seorang rebel memang susah untuk hidup di Indonesia, for real, tapi disanalah letak art of the rebellion-nya. Sesuatu yang memerlukan pengorbanan karena masyarakat kita masih cenderung melihat sisi negatif dari seorang rebel [di cap sok kebarat-baratan dll]. Padahal menjadi rebel bukanlah hal yang 100% salah. Tergantung apa yang kamu lawan. Misalnya, kamu benci melihat sinetron2 Indonesia yang mewah, dangkal dan mudah ditebak, lalu kamu bikin sebuah film dokumenter ttg bagaimana sinetron2 tsb membodohi masyarakat kita yang mayoritas masih hidup dibawah garis kemiskinan. Itu sebuah pemberontakan yang pintar.

Sebuah counter thd. komersialitas dan penyeragaman yang berlebihan. A real rebel selalu berada diluar kecenderungan masyarakat, dan itu bukanlah pilihan yang salah, selama kamu bisa bertahan dan mempertanggung jawabkan misi dari pemberontakkan mu. Harus diingat, kecenderungan di masyarakat atau di scene tidak selalu benar dan baik buat kita. Contohnya ketika trend emo menyerang, remaja kota2 besar beramai-ramai menutupi rambutnya dgn poni dan bikin band emo dadakan, alasannya biar keliatan 'cool' dan diterima di pergaulan kota besar yang makin konsumtif. Hanya sebagian kecil dari remaja2 kita yang serius menyimak dan mengerti lirik band2 emo. Ironis.

Padahal diasalnya, band2 tsb terbentuk karena mereka sering tersisih dalam pergaulan, dan musik yang mereka tulis adalah penegas kalau mereka adalah orang2 yang berada diluar kecenderungan/pergaulan. Disini, oleh sebagian besar remaja malah dipakai senjata utk kelihatan 'up to date' dan 'gaul'[damn, i hate that word!]. Same thing happens to punkrock and ska and maybe rockabilly in the future.. Misi pemberontakannya ditinggalkan, fashion-nya di obral habis2an. Dan menurut saya itu samasekali bukan pemberontakan. Kalau saya umpamakan pemberontakan adalah struktur sebuah lagu/band, jadinya begini: pakaian yang dikenakan oleh personel band, jenis suara gitar, drum dan suara teriakan/nyanyian vokal adalah media penyampai pemberontakan, sedangkan isi dari pemberontakan itu sendiri ada pada lirik. Karena lirik berasal dari pemikiran yang paling dalam, ada pesan yang ingin disampaikan.

Banyak orang yang bisa bermain skillful, tempo drum hebat, tehnik vokal diatas angin dan bergaya spt rockstar kebanyakan groupies yang mempunyai masalah kejiwaan [yea right...] tapi jarang bgt ada band Indonesia, apalagi yang terkenal, punya lirik berontak yang skaligus pintar. Ujung2nya paling keras bisanya menghujat pemerintah tanpa ngasi solusi yang jelas, yang buruh bangunan pun bisa melakukan itu sambil menghisap kretek terakhirnya. Jadi ya, percuma saja kalau ada band yang merasa sudah pemberontak hanya karena memakai kaos gambar tengkorak, tattoo or mohawk, distorsi maksimum dgn beat drum yang berat, tapi liriknya masih standar khas Indonesia [lirik cinta yang dangkal dan di klip harus ada model cantik dan ganteng lagi berantem] Seorang rebel akan menemui kesulitan men-support band2 spt itu.
Lagipula, kenapa harus nyerah ama standar2 yang dibikin ama generasi sblm kita, apa kita tidak punya hak utk punya taste thd standar yang berbeda? Sekarang try to think, kecenderungan apa aja yang ada di masyarakat kita yang kamu rasa mengganggu tidurmu. Ignorance is the real enemy. Kamu benci melihat budaya kekerasan yang semakin populer di masyarakat, lawan itu semua dan jangan ikut menjadi seperti mereka. Kamu kesal stiap kali melihat masyarakat dengan santainya membuang sampah plastik sembarangan, jadilah seorang pro-environment dan pengaruhi orang2 disekitarmu. Kamu gak tega melihat hewan2 dibunuh utk dimakan, jadilah seorang vegetarian dan daftarkan dirimu di peta2.com. Kamu bosan melihat budaya modern nan konsumtif anak muda yang manja dan kadang berlebihan, jadilah seorang berandal pasar barang bekas dan kenakan pakaian bekasmu dengan bangga dan stylish.

Kamu merasa menyesal membeli majalah yang dipenuhi wajah2 infotainment ga penting, bikin dan cetaklah wajahmu sendiri. Bosan ama design kaos2 distro yang makin seragam dan cheesy, bikin clothing-line mu sendiri. Akan lebih baik jika kamu melakukan itu semua tanpa menjadi seorang fasis yang kaku. Just do your own thing. See..banyak hal2 berontak yang bisa kamu lakukan di Indonesia tanpa harus merugikan orang lain dan malah bisa menguntungkan jika kamu bisa me-manage 'kenakalanmu' Jadilah seorang counter-culture with a big heart, yang bertanggung jawab, respect thd keluarga, lingkungan dan bumi pertiwi. Dont judge us, musicians, by the way we look or the way we dress, coz these days, anyone can look so punk, so psycho, so emo, so rockabilly, so metal dalam hitungan detik. Zap! Just like that! Jangan sampai terjebak menjadi seorang rebel bodoh yang hanya mengejar status sosial. You gotta know where you stand and why you stand there. Knowledge [pengetahuan] is king and that's all you need to be a real modern rebel. Cheers, cherry and dynamite!

Read more...

New Album


Read more...

jrx say...

halo semua, saya jerinx, drummer superman is dead, ga sengaja nemu ruang diskusi [atau berantem?] ini pas lagi browsing internet. hmmm, panas juga ya topik-nya. saya kira isu-isu rasial SID anti-jawa udah beres seiring dengan permintaan maaf kawan2 kita di sby yang memulai menyebar isu menyakitkan itu tahun 2003 lalu. permintaan maaf mereka kemudian dilanjutkan gengan mengundang SID main di sby, tepatnya di club colours dan disebuah pensi SMA baru-baru ini. asli asyik bgt, guys, gak ada lagi dendam dihati kita setelah melihat perlakuan anak2 sby thd SID. terus tentang isu tato 'f*ck jawa' ditangan saya, saya gak tau gimana mesti jelasinnya. kalo saya ngomong juga kalian belum percaya. gini aja, kapan misalnya SID main ke kota-mu, cari saya dibelakang panggung dan akan saya tunjukkan seluruh tato dibadan saya. jika benar ada tulisan bodoh tsb, ok kalian bisa hajar saya habis2an. tapi kalau gak ada, apa yang akan kalian lakukan? masih ingin menginjak-nginjak SID? atas dasar apa?sudahlah, kalau kalian emang benci ama band saya, silakan. kita juga gak pengin seluruh manusia indonesia suka dgn SID.
tapi tolong, jangan bawa2 isu rasial kampungan itu lagi. benar2 pembunuhan karakter dgn cara yang sangat2 pengecut. saya udah tonton klip 'white town' berkali-kali untuk mencari-cari apa benar ada tulisan anti jawa disana, hasilnya nihil. untuk saudara rocky, ayo kita ketemuan trus bareng2 kita tonton klip 'white town'. dirumahku atau dirumahmu, terserah. emailku elvis_on_fire@yahoo.com.

juga ttg konser endank soekamti yang rusuh di bali, yang mengundang mereka bukan SID tapi sebuah E.O. SID bukan E.O, kita band. dan kebetulan SID juga ditawarin main ya kita main aja. trus pas kejadian di bali, saya lihat dgn mata kepala sendiri anak yang memukul Dorry [gitaris Endank] datang dari depan panggung, habis mukul dia lari kearah kanan, dikejar oleh sekuriti tapi ketangkep, setelah ketangkep dia dibawa ke belakang panggung, si eka [bassist SID] yang emosi kemudian ikut memukuli wajah anak tsb. dia ngaku2 anak lokal tapi kita gak peduli karena dia udah bikin jelek nama bali. saya sendiri waktu itu sibuk nenangin massa yang kacau balau. tapi kalo dipikir-pikir, apa penyebab kejadian tsb? ya gak lain karena sebelumnya SID diperlakukan kejam setiap kali kita main di luar Bali. sekedar info, saat ini kita bekerjasama dgn anak2 endank sukamti untuk membantu korban gempa. di bali sendiri at least udah 4 konser amal yang kita adakan, kalo ga percaya silakan tanya anak2 soekamti. guys, bangsa kita benar2 hancur akhir2 ini dan kalian semua bisa lakukan adalah menyebar fitnah dan menyerang satu sama lain. buka mata dan hati kalian. sungguh menyakitkan melihat generasi bangsa ini seenaknya menyebar fitnah paling keji utk sebuah band dari daerah yang hanya mencoba untuk bermain musik dan bersenang-senang. kalau kalian ingin tau seperi apa SID sebenarnya, cari kita dibelakang panggung atau dimanapun itu...
kita tidak pernah takut akan kebenaran.

oya, sekedar tambahan. setelah konser 'perdamaian' SID di club colours surabaya beberapa bulan yang lalu, ketika kita konfirmasikan ttg isu rasial tsb ke anak2 surabaya [yang dulunya ikut melempari kita] mereka semua mengaku kalo mereka juga korban isu yang disebarkan oleh beberapa anak yang tidak betanggung jawab. jadi waktu itu mereka cuma ikut2an karena ada provokatornya. salah satunya adalah Zewex [bekas vokalis band SBY Karpet]. namun Zewex juga mengaku kalo dia juga dihasut. saat ini kita dan Zewek sudah berteman [dia yang ngundang SID main ke SBY lagi, 2 kali berturut-turut].
jika kalian pikir tulisan diatas adalah karangan belaka, bisa tanya kepada anak2 SBY yang nonton konser kita di club Colours atau di pensi SMA 9 SBY. semua aman dan bergembira. jangan bertanya kepada anak yang tidak pernah nonton namun sok tau ini itu. beberapa waktu lalu, beberapa band surabaya [never ending story, KKHH, devadata dll] juga main di bar saya [twice bar, kuta] dan semua aman2 saja. dendam dan kebencian udah berakhir.
jadi, secara garis besar, SID menarik kesimpulan kalau semua isu rasial ini hanyalah usaha licik pembunuhan karakter, yang motif sebenarnya adalah rasa ketidakpuasan/tidak terima/rasa iri beberapa pihak oleh kepindahan SID ke major label. itu saja, simple namun benar2 membunuh.
sebagai orang minoritas 'sebenarnya' di bumi Indonesia, kita hanya berharap kalian semua bisa berpikir dengan kepala dingin dan berjiwa besar.

kita punya semua bukti kalo SID tidak pernah menjadi band rasis, tapi kita kesulitan untuk menjelaskannya ke seluruh penduduk Indonesia. kemampuan kita terbatas. jadi tolong teman2 bantu kita utk menyebarkan tulisan ini lewat email atau atau apa saja. semoga persatuan menemani Indonesia.

thanx!



cheers,
jrx

Read more...

discography




Case 15
Released : 1997
Label : Independent
Entertainment

Recorded in Midi Quest Studio Bali
Tracks • Sleepers • This Is Un-love • F.T.W • She says • Dramatic Country • Ketut Song • Sex Dominated • Scrawl • Old world • Smash It • Frog • The Sin • Parasite ( Fuck You ) • Why Friendly


Superman Is Dead
Released : 1998/1999
Sponsor : Rizt clothing

Recorded in Midi Quest Studio Bali
Tracks • White Crickets • Here I am • Fuckin' Hero • The fat and the thin • You Gove • Money money money • Me and My duty • Unity of cells • Mr. President W.F.Y.D • Get In touch • Superman Is Dead • Feelin' in heaven • Mengintip • It's allright


Bad Bad Bad ( Single )
Released : Dec 15, 2002
Label : Spills Record

Recorded in Pregina Studio sanur Bali
Re-touched by Flatspills Rec. Bandung

Tracks
• Long Way To the Bar • Bad bad Bad • Beyond This Honesty • White Town


Bad Bad Bad ( EP )
Released : 2002
Sponsor : Rizt clothing
Suicide Glam

CD only, 6 songs-first 400 copies were sold out in 3 months; next 200 copies were sold out approximately in a month; the last 100 copies were sold out less than 15 days!

Recorded in Pregina Studio sanur Bali
Tracks • Long Way To the Bar • Tv Brain • Bad bad Bad • Beyond This Honesty • My Girl Friend is pregnat • White Town


Kuta Rock City
Released : May 2003
Label : Sony Music Indonesia

Recorded in ARA Studio , Jakarta
Tracks • Punk Hari Ini • Kuta Rock City • Graveyard blues ---Vodkabilly--- • Burn For You • This Is Unlove • Runaway Stripper • Money Money Money • Here I am • Cerita Semalam • Ephedrine King • All angels cry • Fuckin' Hero• The Broken song • Musuh dan Sahabat • My Girl Friend is pregnat • Superman Is Dead


The Hangover Decade
Released : Dec 2004
Label : Sony Music Indonesia

Guest Players:
Leo Sinatra, Melanie Subono, Fahmi, OneDee, Joni Agung, Mayun Double T

Recorded in DJ Studio Bali & Bintang 41 Studio Bandung
Tracks • Hanya Hari Ini ( The Hangover Decade) • Rock n Roll Band • Muka Tebal • Kings, Queens & Poisons • Falling Down • Long Way To the Bar --(re-recorded) • Great Dream of Society • Bad bad Bad (re-recorded) • Tv Brain (re-recorded) • Beyond This Honesty --(re-recorded) • Broken Guidance • Disposale Lies • Future Disgrace • Moral Dilemma


Black Market Love
Released : April 2006
Label : Sony BMG Indonesia

Guest Players:
Leo Sinatra, Prima Geek Smile, Fahmi, OneDee,Sari Nyimphea, Nisa, Danky Navicula,Andi Philipus, Dodix.

Recorded in Electrohell Studio Bali.
Tracks • Bangkit & Percaya • Black Market Love •Bukan Pahlawan • Citra O.D • Goodbye Whiskey • Kita vs Mereka • Marah Bumi • Lady Rose • Menginjak Neraka
Tomorrow • Year Of The Danger • Anger Inc. • PSYCHOFAKE • Strong enough

Read more...

apa kata SID!!!

"...Penampilan di Jakarta banyak mendapat reaksi positif, menurut Anda apa kehebatan band Anda sendiri?
Enggak ngerti ya. Kalau analisa kami, di Indonesia ini belum ada band kayak kami. Maksudnya band punk rock yang bisa menembus major namun enggak berubah. Biasanya band-band Indonesia kalau sudah masuk major label, pasti banyak kompromi. Mereka bakal bikin lagu-lagu cinta. Kami enggak berubah sama sekali, kami tetap SID seperti tahun 1995 sampai 2003. Ya, orangnya itu-itu aja.

Biasanya kan banyak grup musik yang mau kompromi dengan pasar?
Kita bukannya tidak butuh duit, tapi kami enggak mau melacurkan diri demi duit. Kalau sekarang misalkan ada orang yang memberikan kami sebuah media buat mengekspresikan diri, sementara kami bisa dapat sesuatu dari sana, kenapa enggak?

Musik itu mahal banget harganya. Saya (Bobby, red) sebagai pemain gitar, misalnya senar putus, itu duit dari mana? Kami harus beli dari mana? Belum lagi kami perlu sound system, perlu kable, ini dan itu yang harganya enggak murah. Karena itu kami masuk major label ini untuk mendapat duit agar bisa menyediakan peralatan yang lebih bagus lagi. .."

"...Awalnya dibayar berapa?
Kami pernah enggak dibayar. Pertama kami dibayar pakai snack. Kami pernah dibayar paling murah, Rp 50 ribu, misalnya main di banjar. Akhirnya tarifnya meningkat.

Banyak orang berpikir, ketika kami sekarang sudah masuk major label, kami enggak mau main kalau enggak dibayar. Nah, pendapat itu salah karena sampai sekarang kami masih main di acara-acara kecil, misalnya acara tanpa sponsor, kami enggak dibayar sama sekali. Misalnya baru-baru ini kami di Bandung pernah main seperti itu, di Jakarta juga demikian. Di Bali kalau ada yang mau ngundang kami, enggak masalah. Yang penting acaranya bagus dan sama-sama jalan. Kami enggak berubah sama sekali. Kalau acaranya komersial, ya tentu saja mau juga komersial. Ya, kami mencoba profesional. Kami punya manajemen namanya Glanpangkabili Inferno -- susah nyebutnya...."

"... Mengapa lagu-lagu Anda menggunakan bahasa Inggris?
Yang jelas ini enggak ada hubungannya dengan nasionalisme. Karena kami dasarnya sejak awal influence musik kita memang dari band-band luar yang kebetulan bahasanya bahasa Inggris. Jadi, pas kami bikin lirik segala macam, otomatis energi yang kami simpan itu yang masuk ke otak kita. Kalau kita dengar band-band Indonesia, pasti lebih gampang bikin lirik, tetapi kebetulan karakteristik bahasa Indonesia, ini menurut kami, sifatnya terlalu sopan. Jadi kalau mengarahkannya menjadi agresif itu agak susah. Kalau dikasarkan, jadinya kasar sekali. Demikian pula kalau bahasa Bali. Kalau bikin lirik bahasa Indonesia memang agak susah bagi kita, perlu pemikiran yang begitu luas untuk menuangkannya agar lirik terlihat semangat dan agresif. Kalau bahasa Inggris, kami lebih mudah...."

"....Awalnya manggung bagaimana?
Kami pertama dibentuk tahun 1995 di Kuta. Waktu itu demam punk rock di Bali sudah mulai ada. Saat itu zamannya Green Day (salah satu grup punk rock dunia, red) atau band-band kayak gitu. Jadi tanggapan orang sama kami lumayan bagus.

Mengapa memilih nama Superman is Dead?
Awalnya nama band kami bukan Superman is Dead, tetapi Superman Silvergun. Kemudian karena miskin konotasi lagi, kami ubah menjadi Superman is Dead, yang artinya tidak ada manusia yang sempurna, nobody perfect. ..."





Read more...

personel identity

BIODATA



Nama : Eka Rock
Tempat/tgl lahir : Negara, 8 Februari 1975
Pendidikan : Sastra Inggris, Faksas Unud


Nama : Bobby Cool
Tempat/tgl lahir : Denpasar, 8 September 1977
Pendidikan : Sastra Inggris, Faksas Univ. Warmadewa Denpasar


Nama : Jerinx
Tempat/tgl lahir : Kuta, 10 Februari 1977
Pendidikan : Fakultas Ekonomi, Undiknas Denpasar

Read more...

jrx???

bro, sekedar sharing aja nih.. kalian tau jerink punya band sampingan selain SID kan? yap, DEVILDICE.. band ini masuk album kompilasi Maximum Rock'n Roll monarchy yang di manajerin oleh bobby cool.. album kompilasi ini mengumpulkan semua band" indie bali yang dirasa pas untuk bergabung di kerajaan rock'n roll monarki yang bermarkaskan di Twice Bar kuta yang dimiliki oleh jerink.. tempat ini berlokasi di jalan poppies lane 2 kuta..

okeyh,, buat bro and sis yang penasaran ama suara emasya jerink di DEVILDICE ini, berikut saya upload'kan salah satu lagunya yang berjudul CHILDHOOD BROKEN GLASS.. klo saya boleh crita,, lagu ini persis masa kecilnya jerink.. untuk lengkapnya silakan dimainkan lagunya..

oia,, buat yang berkenan download,, posting koment tentang lagu ini yah..

salam outsider_pekanbaru

Read more...

Kamis, 16 April 2009

this is SUPERMAN IS DEAD



Bermarkas di Kuta Rock City. Beranggotakan 3 pemuda asal Bali berusia 20-an, baik hati, bijak bestari, tepo seliro, dan jarang sembahyang, yaitu: Bobby Cool (beer drinker, lead vocal, guitar, well-known as "The Bastard Child of Fat Mike" since his voice sounds pretty similar with that NOFX frontman), Eka Rock (beer drinker, bass, backing vocal, warm smilin' Rock 'N Roll bandman), Jerinx (hairwax junkie, drum, beer drinkin' Rock'N Roll prince charming).

Nama tendensius Superman Is Dead (SID) dicomot dari Stone Temple Pilot's "Superman Silvergun". Namun karena dianggap miskin konotasi, zonder rasa bersalah secara sewenang-wenang nama tersebut lalu diganti menjadi "Superman Is Dead" - yang seenak udelnya dimaknai sebagai: tak ada manusia yang sempurna.


Pada mula kemunculan, akhir 95, SID pekat teracuni warna Green Day & NOFX. Seiring beringsutnya waktu, inspirasi musikal SID bergeser ke genre Punk 'N Roll a la Supersuckers, Living End & Social Distortion.


Imej yang frontal hendak ditonjolkan oleh SID ke publik, self-described as: "Blitzkrieg 3-chordsabilly Beer Punk Rock" (think raw energy of Ramones vs Living End meets Supersuckers + Sid Vicious' nihilism yet supersonicaly fueled with beer-soaked Rockabilly attitude… Ribet, kan? Horeee…) SID sendiri telah menerbitkan 3 indie album (Case 15 - thn 95; Superman Is Dead - thn 99; Bad, Bad, Bad - Maret 2002, berformat mini album - berisikan 6 lagu). Menuju pelebaran skala wilayah pencapaian publik, fajar 2003 SID - bekerjasama dengan Spills Record - merilis ulang "Bad, Bad, Bad" dalam bentuk single (4 lagu). Maret 2003, SID menandatangani kontrak dengan Sony Music Indonesia. Yang oh mengejutkan, Sony Music berbesar hati mempersilakan SID riang gembira terus bernyanyi dalam lirik mayoritas berbahasa Inggris. Tepatnya 70% Inggris, 30% Indonesia. Wow. Sony Music nekat (namun terukur)? Atau beranggapan sudah saatnya menancapkan jejak monumental? Atau semata capek/males/bosen/ngantuk dibombardir ewuh pakewuh etos adiluhung Punk Rock oleh kontingen big badass Balinese beer band bernama SID? Whoa... (Hey, whatever it is, the history of Indonesian Punk Rock has just begun. And miracles are real, mind you).

Kilas balik, pra-tragedi bom SID agresif diundang berkiprah di kafe-kafe internasional di seantero Kuta yang mana SID dipersilakan memuntahkan gubahan sendiri (baca: bukan sebagai cover band). Esensial dicatat, untuk skala lokal hal ini belum pernah terjadi sebelumnya di Bali. Di masa silam, legiun band yang beraksi di pub-pub di Kuta hanya diijinkan mengusung ciptaan orang lain an sich.

Popularitas SID perlahan kian menjulang ketika satu demi satu tembang SID - yang dominan berlirik Inggris - ultra frekuentif diputar di radio-radio lokal berpengaruh ya di Bali ya (melebar) ke Jawa >dus, percaya atau tidak, lagu-lagu SID malah telah gencar juga diperdengarkan di radio-radio di Australia, Swedia dan jazirah Skandinavia lainnya.

Langkah fenomenal SID bisa disebut dimulai pada Agustus 2002 saat menjadi band pembuka Hoobastank di Hard Rock Hotel, Kuta, Bali. Kemudian tengah September '02 SID duhai mencengangkan sukses mengobrak-abrik Senayan di acara Puma Street Games. Berlanjut Desember 02 SID digjaya meluluhlantakkan PL Fair. Berikutnya diwawancara oleh MTV Sky, M97 FM, Prambors, dsb, serta masif diekspos oleh hampir seluruh majalah remaja populer nasional. Di Hai edisi tahunan 2002-2003 - bersama Rocket Rockers - SID dimunculkan sebagai The Next Big Thing. Pun oleh MTV Trax SID dinobatkan sebagai band potensial 2003.

Epos Punk Rock paling mutakhir, SID telah merampungkan proses rekaman bersama Sony Music dengan judul album "Kuta Rock City" dan hingga minggu ke-3, um, telah terjual puluhan ribu kopi.

Juni 2003 | Dikisahkan secara bersemangat dan penuh gairah narcissism oleh Rudolf Dethu
(Serta-terima kasih Tuhan-sama sekali nihil pengaruh alkohol).

Read more...